Rabu, 06 Mei 2015

Stadion - Stadion Internasional Indonesia 2015

Saat ini setidaknya Indonesia memiliki 12 stadion bertaraf internasional yang pembangunanya sudah beres dan sudah dapat digunakan. Di samping itu Indonesia juga masih mengerjakan beberapa proyek stadion masa depan yang masih dalam tahap pengerjaan. Berikut stadion-stadion bertaraf internasional Indonesia:


  • Gelora Bung Karno Stadium

Kota: Jakarta, DKI Jakarta
Dibangun: 8 Februari 1960 (Renovasi 2007)
Kandang: Tim Nasional Indonesia dan Persija Jakarta
Kapasitas: 88.083 orang
Tipe Stadion: Stadion Sepakbola Lama
Kategori: A

Gelanggang Olahraga (Gelora) Bung Karno adalah sebuah komplek olahraga serbaguna di Senayan, Jakarta. Komplek olahraga ini dinamai untuk menghormati Soekarno, presiden pertama Indonesia, yang merupakan tokoh yang mencetuskan gagasan pembangunan komplek olahraga ini. Dengan kapasitas sekitar 100.000 orang, stadion yang mulai dibangun pada pertengahan tahun 1958 dan penyelesaian fase pertamanya pada kuartal ketiga 1962 ini, merupakan salah satu stadion yang terbesar di dunia. Pembangunan stadion ini didanai dengan kredit lunak dari Uni Soviet sebesar 12,5 juta dollar AS. GBK pada mulanya dibangun untuk menyelenggarakan Asian Games IV tahun 1962. Pada saat Indonesia menjadi salah satu tuan rumah Piala Asia tahun 2007, stadion ini direnovasi dengan mengurangi kapasitas stadion menjadi 88.083 orang.


  • Palaran Stadium

Kota : Samarinda, Kalimantan Timur
Dibangun : Tahun 2005
Kandang : Persisam Putra Samarinda (Super Liga)
Kapasitas : 50.000 kursi.
Tipe Stadion : Stadion Madya (Olimpiq)
Kategori : A
Event Besar – PON XVII 2008 Kalimantan Timur

Stadion ini diproyeksikan untuk acara pembukaan dan penutupan PON XVII 2008 Kalimantan Timur. Stadion ini merupakan stadion pertama di Indonesia yang seluruh tempat duduknya memakai kursi penonton. Merupakan salah satu stadion terbesar di Indonesia bahkan Asia Tenggara.

  • Riau Main Stadium

Kota : Pekanbaru, Riau
Dibangun : Mulai tahun 2009
Kandang : -
Kapasitas : 43.000 kursi.
Kategori : A

Stadion Utama Riau Pekanbaru dibangun untuk menyambut Pekan Olahraga Nasional XVIII Riau 2012, stadion ini merupakan stadion utama event tersebut. Dengan arsitektur modern nantinya akan menjadikannya stadion terbaik di Indonesia.

  • Aji Imbut Stadium

Kota : Tenggarong, Kalimantan Timur
Dibangun : Tahun 2007
Kandang : Mitra Kukar FC
Kapasitas : 35.000 kursi.
Tipe stadion : Stadion Madya (Olimpiq)
Kategori : A

Selain lapangan standar Eropa, stadion ini akan dilengkapi atap model knock down. Atap bisa distel membuka dan menutup secara digital.

  • Gelora Bung Tomo Stadium

Kota : Surabaya, Jawa Timur Dibangun : Tahun 2010Kandang : Persebaya Surabaya
Kapasitas : 55.000 tempat duduk.
Tipe stadion : Stadion Sepakbola Lama.
Kategori : A

Stadion Bung Tomo ini dihargai sekitar Rp 440 milyar. Stadion tujuh lantai inipun didesain khusus untuk Surabaya saja.

  • Gelora Sriwijaya Jakabaring Stadium

Kota : Palembang, Sumatera Selatan
Dibangun : Tahun 2001
Kandang : Sriwijaya FC (Super Liga)
Kapasitas : 45.000 tempat duduk
Tipe Stadion : Stadion Sepakbola Lama.
Kategori : A

Stadion Gelora Sriwijaya dibangun dalam rangka persiapan Sumatera Selatan sebagai tuan rumah PON XVI 2004, menunjukan keseriusan daerah ini dalam menyambut dan menyukseskan event empat tahunan tersebut. Stadion ini juga pernah digunakan sebagai tuan rumah pertandingan kualifikasi dan perebutan tempat ke-3 Piala Asia 2007 mewakili stadion Indonesia selain Gelora Bung Karno.

  • Si Jalak Harupat Stadium


Kabupaten : Bandung, Jawa Barat
Dibangun : Januari 2003
Kandang : Persikab Kab.Bandung (Divisi Utama), Persib Bandung (ISL).
Kapasitas : 40.000 Penonton
Tipe Stadion : Stadion Sepakbola Lama
Kategori : B+

Stadion Si Jalak Harupat adalah suatu stadion olahraga yang berlokasi di desa Kopo dan Cibodas, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung. Nama Si Jalak Harupat diambil dari julukan salah seorang pahlawan dari Bandung yaitu Otto Iskandardinata.

  • Bandung Lautan Api Stadium (Gadebage)

Kota : Bandung, Jawa Barat
Kapasitas : 80.000 kursi.
Tipe Stadion : Stadion Sepakbola Lama
Kategori : A

Stadion Gedebage merupakan markas Persib Bandung untuk menjalani partai kandang di Kompetisi Liga Indonesia.

  • Mandala Stadium

Kota : Jayapura, Papua.
Kapasitas : 40.000 kursi
Tipe Stadion : Stadion Sepak Bola Lama

Stadion ini dipergunakan untuk menggelar pertandingan - pertandingan kandang klub sepak bola Persipura Jayapura.

  • Maguwoharjo Stadium
 

Kota : Sleman, Yogyakarta
Kapasitas : 40.000 kursi
Dibangun : 2005

Merupakan markas klub sepak bola PSS Sleman. Stadion ini mengalami pembenanahan pada tahun 2007 akibat dari gempa bumi yang terjadi pada 27 Mei 2006.

  • Patriot Stadium

Kota : Bekasi, Jawa Barat
Kapasitas : 30.000 (mulai 2013)

Stadion Patriot dibangun pada tahun 1980 untuk menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jawa Barat IV Tahun 1984. Di tahun 2012, stadion ini direnovasi menjadi stadion bertaraf internasional yang berkapasitas 30,000 dan diresmikan pada 11 Maret 2013.

  • Harapan Bangsa Stadium (Lhong Raya)

Kota : Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam
Kapasitas : 45.000

Stadion Harapan Bangsa atau Stadion Lhong Raya merupakan markas klub sepak bola Persiraja Banda Aceh dan Atjeh United. Stadion ini direnovasi setelah bencana Gempa bumi Samudra Hindia 2004. Stadion kebanggaan Tanah Rencong ini sempat menjadi salah satu stadion Termegah di Indonesia tahun 2000 namun akibat kurangnya perawatan di stadion ini dan Terjadinya Gempa Tsunami membuat julukan itu menjadi hilang. Namun pada tahun 2011 stadion ini direnovasi sehingga stadion ini kembali diperhitungkan.





Kamis, 12 Februari 2015

Arti dan Fakta Tentang Otaku

Mungkin Istilah Otaku sudah tidak jarang lagi bagi penggemar Anime dan Manga. Ya memang sudah banyak Komunitas Otaku di indonesia. Tapi banyak juga orang yang menklaim bahwa dirinya otaku hanya karena dia menyukai anime, manga, dorama, J-music, ataupun J-culture lainnya. Namun kebanyakan orang di indonesia mengklaim dirinya otaku hanya karena dia suka banyak serial anime ataupun manga. Sebenarnya menyukai banyak serial anime ataupun manga belum layak disebut otaku, karena memang banyak orang yang suka anime manga tapi dia bukan otaku. Sekedar menykai anime dan munga bukan berarti otaku. Banyaik yang mengklaim dirinya otaku tanpa tahu apa itu otaku. Sebenarnya Otaku bukan lah orang yang sekedar menyukai anime dan manga begitu saja. Lantas apa sebenarnya pengertian Otaku itu? Berikut Penjelasannya mengenai Apa sih otaku itu? yang saya kutip dari berbagai sumber...


Apa sih otaku? Sering dengar, tapi artinya kok tidak jelas. Kata Otaku sendiri berarti 'rumahmu' atau 'kamu' dan mempunyai konotasi formal. Jadi aneh jika menggunakan kata 'otaku' dalam pembicaraan sehari-hari dengan teman. Tapi sejak sekitar akhir tahun 70-an, arti dari otaku mulai bergeser. Konon awalnya adalah ketika kalangan penggemar anime/manga ketika bertemu mereka menyapa, "Bolehkan saya melihat koleksi kamu [=otaku]" dengan bahasa yang sopan. Menurut Toshio Okada [salah satu pendiri Gainax, yang kini mendalami budaya otaku], istilah otaku berasal dari kreator Macross [1982], Shoji Kawamori dan Haruhiko Mikimoto yang bekerja di Studio Nue. Keduanya belajar di Universitas Keio [yang dikenal sebagai institusi pendidikan terhormat], mereka menggunakan kata 'otaku' untuk saling menyapa. Kemudian staff Studio Nue juga turut menggunakan sapaan otaku, hingga menular ke kalangan fans Macross.

Tahun 1983, istilah 'otaku' untuk menyebut fans digunakan dalam artikel Otaku no Kenkyu dalam majalan Manga Burikko yang ditulis oleh jurnalis Akio Nakamori. Ia menyebut fans sebagai otaku-zoku [generasi otaku] dan menulis bahwa otaku itu anti sosial, tertutup dan aneh. Istilah otaku itu semakin negatif ketika kasus pembunuhan 4 orang anak perempuan oleh Tsutomu Miyazaki tahun 1989 membuka fakta bahwa Miyazaki adalah seorang 'otaku' yang tidak dapat memisahkan antara kenyataan dengan khayalan yang ia konsumsi melalui manga dan anime [yang kebanyakan mengandung unsur pornografi/hentai dan kekerasan].

Terlepas dari stereotyping dan kasus yang dikaitkan dengan definisi otaku, sebenarnya otaku tidak terbatas pada anime dan manga saja. Di Jepang label otaku bisa diberikan bagi orang yang tergila-gila pada artis, game, militia [hal-hal yang berbau militer], kaiju [monster seperti Godzilla, dll], cosplay, imperial [hal-hal yang berhubungan dengan kekaisaran Jepang sejak zaman kuno], dll. Bukankah itu sama saja dengan fandom apapun di seluruh dunia? Fans sepak bola, penyuka mobil balap, Harry Potter, dsb. Intinya, otaku adalah sebutan untuk orang yang sangat menggemari sesuatu. Tetapi, berbeda dengan fans pada umumnya, otaku mempunyai arti yang lebih spesifik [juga karena pergeseran budaya di sana]. Otaku adalah fans berat dan fanatik, yang sering kali [walau tidak semua] juga berperilaku tertutup dan tidak mudah bersosialisasi. Otaku lebih nyaman berhubungan dengan sesama otaku atau dengan objek yang disukainya [misalnya anime, manga, game]. Dengan segala kecanggihan tekhnologi di Jepang, otaku lebih sering berhubungan dengan sesama otaku melalui internet, tanpa kenal nama asli maupun sosok orang yang sebenarnya. Mereka bertukar informasi karena bagi otaku, informasi adalah segalanya. Sekecil dan sesepele apapun informasi itu, yang penting mereka tahu. Adalah kebanggaan bila tahu suatu informasi yang tidak/belum diketahui oleh orang lain atau sesama otaku. Jadi bagi otaku, nama anjing peliharaan mangaka favoritnya atau pekerjaan ayah artis idolanya itu sangat penting. Informasi juga menjadi ukuran seberapa hebat dirinya sebagai otaku. Karena itu para otaku sering disebut sebagai maniak karena kesukaan mereka pada sesuatu benar-benar total.


Sayangnya, karena sebagian otaku ini bersikap anti sosial, tertutup, dan nampak aneh bagi orang-orang yang non-otaku, jadilah anggapan umum bahwa otaku adalah buruk. Hal ini juga didukung oleh perilaku kriminal ataupun kelainan jiwa dari tidak sedikit otaku yang membuat definisi otaku semakin negatif. Label otaku sekelas dengan "nerd" di Amerika Serikat [USA] yang dinilai tidak dapat berlaku sewajarnya di lingkungannya. Namun di USA sendiri, label otaku justru disandang dengan penuh rasa bangga oleh penggemar anime/manga. Karena anime/manga masih menjadi hobi yang jarang, fans merasa diri mereka unik dan bangga menjadi 'otaku' yang tahu lebih banyak soal anime/manga daripada orang lain. Bagi fans di Indonesia, sedikit banyak sama dengan fans USA yang bangga menjadi otaku karena tidak tahu di Jepang istilah otaku mempunyai arti yang cenderung negatif.